HIDUP DI
KEHIDUPAN SENDIRI.
Hari
ini tanggal 22 September, 2 tahun yang lalu adalah momen bagi saya. Dimana
waktu itu mungkin belum terpikirkan oleh saya sampai hari ini bertepatan 2
tahun. Waktu begitu cepat berlalu sehingga perjuangan seolah tidak berarti
karena tidak ada hasil yang memuaskan bagi mereka keluarga dan saudara.
Berbagai
percobaan, usaha dan kerja keras selama waktu jangka tersebut sudah dilalui dan
dilakukan. Ada dari berbagai tantangan dari
tantangan biasa sampai ke tantangan yang berat. Bukan sedikit motivasi,
support dan doa dari orang-orang terdekat dan bahkan saya sendiri berubah menjadi
motivasi bagi diri sendiri.
Tidak
sedikit juga cibiran, tolak ukur, bahkan meremehkan seolah mereka yang
merasakan jerih payah, usaha dan derita ini serta mengukur sampai mana
kebahagiaan itu tanpa mereka sadari bahwa “Kebahagiaan dan penderitaan orang
lain tidak bisa di ukur dan dibandingkan dengan kebahagiaan dan penderitaan
yang kita alami”.
Bisa
saja kelihatan bahwa penderitaan orang lain sangat berat dari pada penderitaan
yang kita alami tanpa terpikirkan bahwa kekuatan yang dijanjikan Tuhan
berbeda-beda setiap porsi penderitaan dan tantangan yang ada. Bisa juga
kebahagiaan kelihatan sederhana tanpa harus bemewah-mewah. Kebahagiaan bukan
sekedar uang, jabatan dan harta. Kebahagiaan dirasakan ketika ada rasa syukur
walaupun kelihatannya sangat sederahana.
Saya
hidup di duniaku sendiri. Saya hidup di kehidupanku sendiri. Susah senang saya
yang merasakan, pahit manisnya hidup saya yang menikmati. Saat ini saya sangat
bersyukur karena berada dimana saya ada walaupun tekanan semakin besar setelah
menyabet gelar Sarjana. Saya tahu bahwa proses tidak gampang seperti
membalikkan telapak tangan. Saya mengeti kehidupan tidak sebegitu nikmat disaat
nikmatnya mengkhayal dan disaat dalam keadaan bermimpi. Mungkin perjuangan saya
2 tahun terakhir belum membuahkan hasil
yang maksimal. Namun saya tetap berjanji pada diri sendiri bahwa kebahagiaan
dan kesuksesan bukan bergantung di tangan orang lain melainkan dari diri
sendiri. Saya yakin di umur saat ini belum terlambat selagi bisa berjuang dan
bekerja keras dengan sungguh-sungguh dan selagi berkeyakinan dan optimisme yang
tinggi.
Naluri
diperlukan untuk mendongkrak kepercayaan. Percaya bahwa kebahagiaan akan ada,
tapi waktu yang tepat tidak kita mengetahuinya kapan. Selain di bekali latar
pendidikan yang memadai. Namun pendidkan penting sebagai alat untuk memulai
sesuatu dari Nol bukan berarti dengan tangan Kosong.
Intinya
Tuhan pasti telah mengatur yang terbaik bagi kita setiap insan yang memiliki
iman dan taat kepadanya. Dia yang mengatur Zona waktu untuk meraih kesuksesan
disetiap kita. Jangan cepat bangga dengan torehan yang diraih sampai saat ini.
Dan selalu berusaha dan semangat untuk menunggu zona waktu yang tepat, buanglah
rasa keputusasaan sampai kita sama-sama meraih kesuksesan itu.
#GodBlessMe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar