Kabupaten Nias Selatan adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang terletak di pulau Nias. Penduduknya berjumlah 275.422 jiwa (Januari 2005).
Nias Selatan sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Nias. Status otonom diperoleh pada 25 Februari
2003 dan diresmikan pada 28 Juli 2003. Kabupaten ini terdiri dari 104
gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau- pulau itu memanjang sejajar
Pulau Sumatera. Panjang pulau-pulau itu lebih kurang 60 kilometer, lebar
40 kilometer.
Dari seluruh gugusan pulau itu, ada empat pulau besar, yakni Pulau
Tanah Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), Pulau Tello
(18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²). Tidak seluruh pulau berpenghuni.
Masyarakat Nias Selatan tersebar di 21 pulau dalam delapan kecamatan.
Pada 28 Maret 2005, gempa melanda kepulauan Nias dengan kekuatan 8,7 skala Richter
yang melumpuhkan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di daerah
tersebut. Dari data bupati Nias Selatan, tercatat sejumlah 5.845 rumah
warga hancur, juga 274 tempat ibadah, 20 perkantoran, dan 217 bangunan
sekolah di kabupaten Nias Selatan. Sejumlah 138 orang meninggal dunia.
Hal-hal Keren yang Bisa Kamu Lihat ketika Berkunjung ke Pulau Nias Selatan
Tidak ada yang dapat menyangkal betapa kerennya Bali sebagai
tempat wisata. Bahkan nama Bali telah mendunia karena panorama alam
beserta kekentalan budayanya yang membuat para wisatawan betah dan
ketagihan untuk berulang kali mengunjungi destinasi yang terkenal dengan
sebutan sebagai Pulau Dewata ini. Namun selain Bali, sebenarnya masih
banyak loh pulau di Indonesia yang menawarkan beragam hal menakjubkan.
Salah satunya adalah Pulau Nias.
Pulau yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini memang kurang
terdengar gaungnya. Fasilitas yang belum terlalu mumpuni membuat Nias
kurang dipandang sebagai destinasi wisata yang menjanjikan. Padahal,
seperti pulau-pulau lain di Indonesia yang menyimpan beragam potensi,
Nias termasuk salah satu pulau yang sangat patut kamu kunjungi karena
berisi hal-hal keren yang sulit kamu lihat di tempat lain.
Apa saja sih kekerenan pulau yang satu ini sampai-sampai kamu harus
menyempatkan diri minimal sekali seumur hidup mengunjungi Nias? Berikut
ini Qlapa akan memaparkan beberapa hal keren yang akan membuatmu jatuh cinta pada pulau yang satu ini.
1. Ada Pantai Sorake yang Memiliki Ombak Terbaik di Dunia
Buat kamu yang suka olahraga surfing, pastinya kamu selalu
berburu mencari pantai-pantai dengan ombaknya yang hebat, yang bisa
membuatmu beserta papan selancarmu seakan terbang di atas lautan. Nah,
di Nias, ada Pantai Sorake yang amat cocok dibuat surfing.
Pantai ini memiliki ombak yang tinggi, namun tidak terlalu keras
sehingga sangat nyaman untuk diselancari. Tidak heran, para turis luar
senang ke pantai yang satu ini hanya demi mengejar ombak.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Sorake adalah pada bulan Juni atau
Juli. Pada saat-saat itulah, ombak di Pantai Sorake dapat mencapai 10—12
meter. Sementara itu, waktu yang tidak disarankan untuk berkunjung ke
pantai ini adalah pada bulan Januari sampai Maret karena relatif air
lautnya menyurut. Oh iya, di pantai yang berada di Kabupaten Nias
Selatan ini juga terdapat cottage-cottage keren bergaya etnik dengan bentuk bangunannya yang menyerupai rumah adat Nias Selatan.
2. Suka Hal Ekstrem? Di Nias Ada Budaya Lompat Batu
Selain panoramanya yang begitu indah, di Nias adalah satu satu budaya
yang sudah amat mendunia. Bahkan budaya yang satu ini pernah diabadikan
dalam uang kertas nominal Rp 1.000 pada masa lampau. Ya, budaya yang
terkesan ekstrem ini adalah Lompat Batu. Kamu bisa menyaksikan dengan
mata kepala sendiri saat pria-pria Nias melompati tugu batu dengan
tinggi sekitar 2 meter lebih tanpa bantuan alat apa pun!
Buat kamu pencinta hal-hal ekstrem, tentunya budaya yang satu ini
akan menjadi pengalaman tak terlupakan jika kamu berkunjung ke Nias.
Lebih hebatnya lagi, bahkan dari kecil, anak-anak di pulau ini sudah
dilatih untuk dapat melompati tugu batu ini karena konon dapat
melakukan Lompat Batu merupakan penanda seseorang telah menjadi pria
dewasa dan siap untuk berumah tangga.
4. Di Pulau Ini Juga Ada Kawasan Megalitikum
Hampir sebagian desa-desa di Nias sebenarnya menampilkan budaya
megalitik yang keren. Bagaimana tidak, banyak desa di Nias berada di
dataran tinggi dengan pemandangan batu-batu besar yang dibawa dari
dataran rendah. Hal ini membuktikan bahwa pada zaman dahulu, sudah ada
tenik yang tepat untuk membawa batu berukuran jumbo guna bisa dijadikan
bangku-bangku raja ataupun fungsi lainnya.
Namun selain itu, di Nias Selatan ada kawasan khusus yang bernama Gomo. Di
sini kamu bisa terkagum-kagum melihat betapa kayanya peninggalan
batu-batu dari masa megalitikum dengan aneka bentuk. Sepintas, kamu akan
merasa berada di daerah suku Indian saat memandangi barisan batu
megalit yang sangat keren ini. Hanya saja, perlu usaha ekstra guna
mengunjungi lokasi batu-batu megalit ini sebab letaknya sangat terpencil
dan sulit diakses.
5. Bangunan-bangunan Kayu Tanpa Perekat Bisa Kamu Jumpai
Selain bisa terkagum-kagum dengan pantai, budaya, dan kawasan
megalitikum di Nias, kamu juga akan dibuat terpengarah ketika melihat
bangunan rumah adat Nias yang menggunakan kayu tanpa perekat. Maksudnya,
bangunan tersebut dibangun tanpa paku, semen, ataupun lainnya untuk
menggabungkan kayu dan kayu yang menyusunnya.
Sebenarnya rumah adat Nias beragam berdasarkan lokasinya, namun yang
paling terkenal adalah rumah adat serupa rumah gadang raksasa yang ada
di Desa Bawaomataluo. Di desa ini, kamu bisa melihat rumah adat yang
telah berusia ratusan tahun, namun tetap masih kokoh berdiri.
Tiang-tiangnya menggunakan kayu tanpa potong berukuran raksasa. Di sini
kamu bisa membayangkan betapa kerennya orang-orang zaman dahulu
membangun rumah tradisional yang sama sekali tidak mengandung unsur paku
dan semen dalam konstruksinya.
6. Pakaian Adatnya Penuh Warna Semarak
Masyarakat Nias memang tidak memakai pakaian adatnya tiap saat.
Pakaian-pakaian tradisional suku ini hanya dipakai dalam upacara-upcara
adat penting. Kamu pasti akan senang melihat pakaian adatnya karena
menampilkan warna-warna cerah dengan corak yang unik.
Buat kamu yang ingin sekali mencoba mengenakan pakaian adat suku ini,
kamu juga bisa merasakan pengalaman tersebut kok. Di beberapa desa
budaya di Nias, seperti Bawaomataluo, wisatawan bisa merasakan sensasi
menjadi suku yang satu ini dengan memakai pakaian tradisionalnya yang
kerap didominasi warna merah, kuning, dan hitam. Kain-kain yang
digunakan untuk membuat pakaian adat ini pun tergolong sebagai kain
tenun, loh.
Sebenarnya masih banyak budaya Nias yang keren di pulau ini. Hanya
saja, hingga sekarang akses ke Nias masih terbilang belum mudah sehingga
wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini pun masih terbatas. Namun
dengan berbagai keindahan dan keunikannya, sudah pasti pulau yang kerap
dikatakan sebagai Bali-nya Sumatra ini harus menjadi salah satu
destinasi wisata yang tidak boleh kamu lewatkan.
Kepulauan Nias terletak di sebelah barat pulau Sumatera, pulau ini
diapit oleh samudera Hindia dan laut antara Sibolga,Sumatera Utara.
Pulau yang dihuni mayoritas suku nias asli ini memiliki luas wilayah
5.625 km² ini berpenduduk 700.000 jiwa, dengan empat kabupaten dan satu
kotamadya antara lain : Kabupaten Nias Selatan. Kabupaten Nias Utara,
Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias dan Kota GunungSitoli.
Kepulauan Nias terdiri dari banyak pulau kecil antara lain : Palau Nias,
Pulau Hinako, Pulau Asu, Pulau Wunga, Pulau Bawa, Pulau Telo, dan
Kepulauan Batu dan masih banyak lagi kepulauan yang mengelilingi pulau
nias.
Pulau Nias memiliki akses transportasi melalui udara dengan menggunakan
pesawat dari bandara Kualanamu Airport Medan menuju bandara Binaka
Airport Nias dengan jarak tempuh 45 menit dengan menggunakan maskapai
penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air (Wings Air), dan Merpati Air.
Untuk bisa menginjakkan kaki menggunakan pesawat setidaknya kita
mengeluarkan dana kira-kira 400-750 ribu rupiah. Selain Alat
trasnsportasi udara, pulau nias juga bisa diakses dengan menggunakan
kapal seperti kapal Ferri, Kapal Lambelu dll. dengan jarak tempuh selama
10 sampai 12 jam, estimasi biaya yang kita gunakan jika menggunakan
alat transpotasi kapal kira 150-250 ribu rupiah.